Friday 30 May 2014

Secondhand Serenade at Jakcloth

Awal mei lalu ada yang ngeretweet dari akun @jakcloth,  yang intinya bakal ada secondhand serenade di jakcloth nanti.  Pas baca itu gua langsung stalking akun @jakcloth, tapi ternayata rundownnya belum keluar. Seminggu kemudian rundownnya keluar dan secondhand bakal ada di hari pertama jakcloth buka, yaitu hari rabu, 28 Mei 2014. Karna gua liburnya tiap hari senin jadi gua berencana buat tukeran dan untungnya bisa. 

Masih belum pasti mau ke sana sama siapa, mungkin sama @PARAGEMBEL, tapi yang pasti gua harus ke sana, ngga mau nyesel lagi kaya pas tahun 2012 secondhand ke jakcloth juga. Pas gua bilang tentang jakcloth ke chintiya, dia bilang mau ikut juga, kalau gua sama paragembel ke sananya dia mau bareng. Gua sih terserah aja, lagian belum pasti paragembel mau ke sana.

Persija vs Arema 4 Mei 2014 at GBK

Berawal dari oji yang ngajakin nonton langsung di GBK pas pertandingan persija lawan gresik selasa, 29 April lalu, waktu itu gua ngga bisa. Jangankan nonton langsung, nonton di tv aja ngga bisa karna harus kerja. Lalu pas nyampe gramed chintiya bilang mau pulang kampung, tapi karna pas hari kamis itu tanggal merah dia ngga akan boleh libur. Maka dari itu gua ngelemburin dia deh, sebagai gantinya nanti dia ngelemburin gua. niatnya sih gua mau minta pas tanggal 4 atau tanggal 11, pokoknya pas persija maen di GBK deh.

Gua nanya oji tuh, nanti dia mau nonton sama siapa, eh dia mau nonton sama pacarnya, yaudah niat buat nonton bareng sama oji terpaksa gagal. Sebenernya sih beberapa anak gramed ada yang mau nonton langsung juga tapi gua ngga yakin mau ikut sama mereka, soalnya gua males banget kalau mesti nyamperin ke gramed lagi. Sempet ragu juga tuh mau nonton sama siapa. Pas hari jumat gua WA alan, siapa tau bocahnya mau, sampe besok pagi ngga ada balesan dan gua baru  nyadar WAnya terakhir di liat 2 minggu lalu, kayanya ngga aktif deh, yaudah tuh gua sms aja. Siangnya dia nelfon nanya ada apaan dan gua bilang nggapapa cuma mau ngajakin nonton persija aja. Malemnya dia telfon lagi, nanya besok jadi apa ngga, gua bilang aja jadi. Hari minggu dia nanya lagi, karna cuacanya mendung dan udah gerimis juga gua bilang aja, kalau ngga ujan ayo aja gua mah. Katanya ntar dia ke rumah jam 3. Gua kira mah bakal ngaret kaya biasanya, gua nyantai aja, baca novel sampe jam 3, terus pas adzan langsung solat, eh baru juga gua kelar solat nih bocah udah nyampe aja.

Tak mungkin terulang

Aku ingin kembali ke masa lalu

Masa di mana kita selalu bersama

Masa di mana aku bisa melihat dan berbicara denganmu setiap hari

Satu masa yang menurutku adalah salah satu hal terbaik yang pernah terjadi dalam hidupku

Tapi

Aku tahu kita tidak bisa kembali  ke masa lalu

Maka dari itu yang aku ingin hanya satu

Kita bisa mendapatkan kebahagiaan masing-masing walau kita tidak bisa bersama lagi

Terima kasih atas semua kenangan yang kita buat bersama

Aku akan selalu mengingat itu.


Teruntuk sahabatku

Aku dan kamu sudah bersahabat hampir lima tahun.
Aku mengenalmu di awal masa putih abu-abu
Dulu aku sama sekali tidak mengira jika kita  bisa bersahabat
Aku hanya mengira kamu akan jadi teman, sama dengan yang lainnya
Tapi ternyata tidak
Kamu membuat aku nyaman dan seperti orang ketergantungan
Aku dan kamu hampir selalu bersama
Sampai salah satu teman berkata kalau kita seperti “biji” hahaha

Kita tetap bersahabat sampai masa putih abu-abu berakhir
Setelah itu, aku memutuskan untuk kuliah dan kamu memilih bekerja
Di sela-sela kesibukan masing-masing kita masih sempat bertemu walau hanya satu bulan sekali

Lalu satu tahun kemudian aku memutuskan untuk bekerja juga
Semenjak itu  kita jarang sekali bertemu
Entah apa alasan yang tepat, aku juga tidak tahu
Kesibukan masing-masing? waktu libur yang tidak sama harinya?
Mungkin iya, mungkin juga tidak

Lima bulan kita tidak bertemu
Itu bukan hal yang mudah bagiku
Begitu banyak hal yang ingin aku ceritakan denganmu
Aku terus bertanya, apa yang  menyebabkan kita tidak bisa bertemu.
Aku tahu ketika libur kerja, kamu tidak mungkin mengahabiskannya untuk denganku saja
Kamu punya kekasih, punya keluarga dan kamu juga harus memberikan waktu untuk dirimu beristirahat.
Aku tahu, aku sadar dan aku mencoba mengerti
Tapi aku juga mulai ragu dengan nasib persahabatan kita
Apa persahabatan yang telah kita bangun dan jaga selama hampir lima tahun ini harus berakhir karna kesibukan masing-masing?
Aku tidak rela, sangat tidak rela jika hal itu sampai terjadi
Aku masih ingin kita bersama
Aku rindu kamu
Rindu kepada sahabatku yang telah membuatku menjadi orang yang lebih terbuka dan mau bersosialisasi dengan yang lainnya
Aku rindu berbicara tengah malam denganmu yang akan berakhir dengan sesi curhat lalu galau
Aku rindu kamu, rindu saat kita bersama
Aku pernah mengirim pesan kepadamu dan berkata “aku kangen kamu” tapi bukan jawaban “aku kangen kamu juga” yang aku dapatkan malah “ciee ada yang kangen”
Siapa yang tidak kesal coba, sudah menurunkan gengsi untuk bilang rindu malah dibalas seperti itu
Atau siapa yang tidak kesal, ketika kita tidak sengaja bertemu tapi tidak bisa mengobrol karna masih bekerja, dan hanya bisa bertemu beberapa detik saja.

Hingga pada akhirnya aku dapat bertemu denganmu.
Saat itu kita hanya membicarakan kabar terbaru teman-teman semasa putih abu-abu atau mengenang kejadian saat kita di masa itu
Entah kenapa semua hal yang ingin aku ceritakan kepadamu mendadak hilang begitu saja
Aku lupa ingin bercerita apa saja  saat kita tidak bisa bertemu, mungkin karna terlalu banyaknya aku jadi lupa dan sepertinya sudah basi jika dibicarakan sekarang

Aku cukup menikmati malam itu, karna mungkin kita akan jarang bertemu lagi
Mungkin kita tidak bisa bertemu terus menerus seperti dulu tapi malam itu aku kembali yakin persahabatan kita tidak akan berakhir begitu saja
Persahabatan kita terlalu berharga jika harus hancur oleh masalah seperti itu
Malam itu satu keraguanku sudah terjawab dan membuat aku senang serta tenang.

Aku akan selalu ada di saat kamu membutuhkanku, sahabatku.
Kamu masih dan tetap menjadi sahabatku apapun yang terjadi
Dan persahabatan kita tidak boleh berakhir begitu saja

PS: tulisan ini untukmu, sahabatku. Aku tidak akan menunjukkan tulisan ini kepadamu. Biarkan saja kamu menemukannya sendiri walau kemungkinannya kecil. Karna aku tahu kamu tidak suka membaca.

Ketemu Oka (lagi dan lagi)

Kamis, 10 April 2014, gua ke kasir stationery buat back up nisa karna dia mau makan. Udah tuh gua ngasir sambil ngerjain credit card yang belum kelar. Eh ada yang lewat dan kayanya gua kenal deh… “oka? Iya kan oka?” kata gua dalam hati. sementara oka ke bagian belakang area stationery, gua balik ngerjain cc lagi sambil berharap  oka bayar dia gua dan gua juga sambil mikir tuh, ntar mau ngomong  apa ya? Mau nanya apa lagi? Masa mau minta tanda tangan di kertas struk lagi kaya waktu itu, kan ngga mungkin. Iya, gua ngga bawa buku Analogi Cinta Sendiri (ACS), mana gua tau kalau oka bakal ke gramed lagi dan ini udah ke 3 kalinya gua ketemu dia, tapi ngga bisa minta tanda tangan di buku ACS + minta foto. Udah pantes banget ini dapet payung/piring cantik, hahaha.