Jika sebelumnya aku meminta izin untuk mengingatkan
dan mewujudkan janji yang kau buat, kali ini aku ingin membatalkan janji yang
dulu kita buat.
Janji bahwa kita hanya sepasang sahabat tidak
lebih.
Aku juga tidak tahu itu janji atau bukan,
yang aku tahu ketika itu, salah seorang teman kita bertanya kepadamu, apakah
kita menjalin hubungan lebih dari sepasang sahabat dan kau menceritakan
kejadian itu kepadaku
Lalu aku bilang, “kita kan sahabatan ya”,
pernyataan itu seolah menguatkan kenyataan yang ada.
Dulu memang aku hanya menganggapmu sebagai
sahabatku, tapi entah sejak kapan perasaan itu berubah.
Berawal dari hal-hal kecil yang mungkin kau
anggap bercanda tapi kuanggap serius dan spesial.
Sepertinya aku jatuh cinta denganmu.
Dengan sahabatku sendri.
Tapi aku ingat dengan janji itu.
Aku tidak berani mengatakan kalau aku cinta
kamu.
Ya.. kau boleh bilang aku pengecut.
Sesungguhnya aku juga ingin mengatakannya.
Aku lelah memendam semua ini.
Lelah mencitaimu dalam diam.
Tapi aku lebih takut dengan nasib persahabatan
kita, kalau aku jujur.
Takut kalau nanti kau akan menjauh dariku.
Mungkin aku terlalu berlebihan.
Hal itu belum tentu terjadi, tidak ada yang
mengetahui semua itu.
Kalau saat ini aku ingin membatalkan janji
itu apa kau mengizinkannya?
Aku tidak meminta balasan atas perasaanku,
aku hanya ingin mengatakannya langsung kepadamu.
Bahwa aku mencintaimu, wahai sahabatku.
No comments:
Post a Comment