Thursday 25 October 2012

Review TNSALOA


Pas abis lebaran gua beli buku The Not So Amazing Life Of Amrazing atau lebih singkatnya TNSALOA karya Alexander Thian. 

Beberapa hari yang lalu  gua selesai baca TNSALOA untuk yang ke 3 kalinya, yaudah sekalian aja gua review buku ini.

Buku TNSALOA menceritakan tentang kehidupan seorang alex saat masih mempunyai counter handphone. Beberapa kejadian-kejadian yang ajaib dia ceritakan di buku ini.
Buku ini berisikan 220 halaman dengan 14 cerita yang berbeda. Kita dapat dibuat kesel, geregetan dan ketawa ngakak di bab, “Maria Kere vs Selin Dion”, “nggak canggih, nggak gaya? nggak gaul!”, “Napas dari neraka”, “that awkward moment”, “dangdut halitosis”, “saya anggota dewan Y U know?!”, “preman jadi-jadian”, “fesbuk oh fesbuk”, “amnesia mendadak”. Dibuat sedih dan terharu saat membaca bab, “dummy seharga dua juta”, “don’t judge the heart by the look”,  “jujur itu mahal”. Serta dibuat jijik di bab “kondom ona sutra” dan “manajer masturbasi”.

Ini adalah beberapa kalimat dari buku TNSALOA yang gua suka.

Jangan menilai orang dari dandanannya. Dandanan ala girlband korea, bisa aja doyannya musik dangdut pantura. Hal 15

Status sosial seseorang dilambangkan dengan handphone yang dia punya. Hal 27

Terkadang manusia memang hanya memandang penampilan luar. Menghakimi bahwa sebuah buku pasti jelek isinya hanya karena cover yang buruk. Hal 34

Kebohongan dan sikap ingkar terkadang jauh lebih menenangkan daripada mendengarkan kejujuran atau menghadapi kenyataan. Hal 42

Ada saatnya ketika sebuah komentar tak lebih dari basa basi yang tak dibutuhkan. Basa basi yang tak memberikan solusi, hanya menambah suasana canggung yang sudah terjadi. Hal 42

Orang akan berkata apa saja untuk menjatuhkan orang lain. Hal 47

Selalu ada pelangi setelah hujan, dan selalu ada senyum dibalik duka. Hal 47

Ditipu adalah bagian dari kehudupan. Supaya kita bisa belajar. Berhati-hati. Ngga gampang langsung percaya sama orang. Hal 55

Nggak ada gunanya marah sama penipu atau orang yang jahat sama kita, Dek. Rezeki setiap orang sudah ada yang atur. Hal 56

Yang menurut kita “biasa saja dan bukan apa-apa.”, bagi orang lain bisa sangat berarti. Hal 57

Kasih seorang ibu kepada anaknya memang terkadang  tak masuk akal. Hal 71

Biasanya, manusia yang menawar dengan sadis, adalah manusia yang nggak berminat untuk membeli. Hal 77 (iya emang. hahaha)

Hobi mengamati manusia adalah hobil paling menyenangkan dan paling murah. Dan manusia adalah gudang tawa, sekaligus tempat untuk bercermin. Hal 87 

Ketidaknyamanan selalu akan menciptakan jarak. Hal 89

Mungkin salah satu kerjaan yang paling enak adalah nge-judge orang lain. Hal 111

Ngga bisa dan ngga mau itu emang bedanya setipis tali g-string. Hal 119

Sering kali, kita merasa bangga dan silau dengan penampilan keren sehingga kita lupa kalau yang sederhana justru lebih bermakna. Hal 120

Belajar melihat dengan mata hati, lex. Dunia akan lebih berwarna kalau kamu bisa. Hal 121 (Mas Bambang’s quote)

ketika panik melanda, segala logika langsung terpinggirkan terpojokkan, dan terbuang jauh-jauh. Hal 125

rasa sakit seringkali nggak sebanding dengan rasa malu. Hal 168

manusia memang paling suka menertawakan orang lain. Begitu mereka yang jadi bahan tertawaan, malah ngamuk-ngamuk. Aneh, tapi nyata. Hal 168

sekalinya berbohong, maka akan terpaksa berbohong untuk menutupi bohong pertamanya, lalu berbohong lagi untuk menutupi kebohongan sebelumnya, begitu terus menerus. Hal 177

apa yang lebih menyenangkan dari menjadi bagian dan alasan orang lain untuk berbahagia? Jawabannya: menjadi orang yang berbahagia itu sendiri. Hal 183

hidup dalam kebohongan itu melelahkan. Hal 201

Sometimes, the reality makes people don’t want to wake up and smell the coffee, because they’re afraid to feel the pain. They choose to live in the warm blanket of denial instead. Hal 204

Suasana canggung setelah lo mengungkapkan suatu fakta sungguh tak menyenangkan. Hal 205

Kejujuran memang menyakitkan dan menghancurkan. Hal 206

Kejujuran adalah racun yang akan berubah menjadi obat penyembuh mujarab. Hal 211

Sometimes, acceptance is the hardest thing to do. Not because we can’t, but because we just don’t want to. We hold on to things that are no longer there, because we’re not ready to let go. 211

Akhirnya, kebenaran dan kejujuran akan membebaskan, dan melegakan. Dan pada akhirnya, orang yang berbesar hati akan menertawakan kesalahannya sendiri tanpa beban. Hal 215

Untuk cerita lebih lengkapnya silakan beli bukunya, dijamin ngga nyesel kok :)

No comments:

Post a Comment