Friday 30 May 2014

Teruntuk sahabatku

Aku dan kamu sudah bersahabat hampir lima tahun.
Aku mengenalmu di awal masa putih abu-abu
Dulu aku sama sekali tidak mengira jika kita  bisa bersahabat
Aku hanya mengira kamu akan jadi teman, sama dengan yang lainnya
Tapi ternyata tidak
Kamu membuat aku nyaman dan seperti orang ketergantungan
Aku dan kamu hampir selalu bersama
Sampai salah satu teman berkata kalau kita seperti “biji” hahaha

Kita tetap bersahabat sampai masa putih abu-abu berakhir
Setelah itu, aku memutuskan untuk kuliah dan kamu memilih bekerja
Di sela-sela kesibukan masing-masing kita masih sempat bertemu walau hanya satu bulan sekali

Lalu satu tahun kemudian aku memutuskan untuk bekerja juga
Semenjak itu  kita jarang sekali bertemu
Entah apa alasan yang tepat, aku juga tidak tahu
Kesibukan masing-masing? waktu libur yang tidak sama harinya?
Mungkin iya, mungkin juga tidak

Lima bulan kita tidak bertemu
Itu bukan hal yang mudah bagiku
Begitu banyak hal yang ingin aku ceritakan denganmu
Aku terus bertanya, apa yang  menyebabkan kita tidak bisa bertemu.
Aku tahu ketika libur kerja, kamu tidak mungkin mengahabiskannya untuk denganku saja
Kamu punya kekasih, punya keluarga dan kamu juga harus memberikan waktu untuk dirimu beristirahat.
Aku tahu, aku sadar dan aku mencoba mengerti
Tapi aku juga mulai ragu dengan nasib persahabatan kita
Apa persahabatan yang telah kita bangun dan jaga selama hampir lima tahun ini harus berakhir karna kesibukan masing-masing?
Aku tidak rela, sangat tidak rela jika hal itu sampai terjadi
Aku masih ingin kita bersama
Aku rindu kamu
Rindu kepada sahabatku yang telah membuatku menjadi orang yang lebih terbuka dan mau bersosialisasi dengan yang lainnya
Aku rindu berbicara tengah malam denganmu yang akan berakhir dengan sesi curhat lalu galau
Aku rindu kamu, rindu saat kita bersama
Aku pernah mengirim pesan kepadamu dan berkata “aku kangen kamu” tapi bukan jawaban “aku kangen kamu juga” yang aku dapatkan malah “ciee ada yang kangen”
Siapa yang tidak kesal coba, sudah menurunkan gengsi untuk bilang rindu malah dibalas seperti itu
Atau siapa yang tidak kesal, ketika kita tidak sengaja bertemu tapi tidak bisa mengobrol karna masih bekerja, dan hanya bisa bertemu beberapa detik saja.

Hingga pada akhirnya aku dapat bertemu denganmu.
Saat itu kita hanya membicarakan kabar terbaru teman-teman semasa putih abu-abu atau mengenang kejadian saat kita di masa itu
Entah kenapa semua hal yang ingin aku ceritakan kepadamu mendadak hilang begitu saja
Aku lupa ingin bercerita apa saja  saat kita tidak bisa bertemu, mungkin karna terlalu banyaknya aku jadi lupa dan sepertinya sudah basi jika dibicarakan sekarang

Aku cukup menikmati malam itu, karna mungkin kita akan jarang bertemu lagi
Mungkin kita tidak bisa bertemu terus menerus seperti dulu tapi malam itu aku kembali yakin persahabatan kita tidak akan berakhir begitu saja
Persahabatan kita terlalu berharga jika harus hancur oleh masalah seperti itu
Malam itu satu keraguanku sudah terjawab dan membuat aku senang serta tenang.

Aku akan selalu ada di saat kamu membutuhkanku, sahabatku.
Kamu masih dan tetap menjadi sahabatku apapun yang terjadi
Dan persahabatan kita tidak boleh berakhir begitu saja

PS: tulisan ini untukmu, sahabatku. Aku tidak akan menunjukkan tulisan ini kepadamu. Biarkan saja kamu menemukannya sendiri walau kemungkinannya kecil. Karna aku tahu kamu tidak suka membaca.

No comments:

Post a Comment